PULAU BUNYU
Pulau Bunyu merupakan pulau kecil yang terletak di bagian utara Kalimantan. Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan pulau ini. Kondisi geografis yang letaknya cukup jauh dan kecilnya wilayah pulau ini merupakan alasan yang melatarbelakangi ketidaktahuan masyarakat akan keberadaan Pulau Bunyu. Padahal, sangat banyak potensi alam yang terkandung di Pulau Bunyu.
Gambar
2. Dermaga Speedboat
|
Pulau Bunyu dihuni oleh masyarakat dari suku yang berbeda-beda, diantaranya
Suku Jawa, Suku Bugis, Suku Banjar, dan suku-suku lainnya. Namun, suku asli
Pulau Bunyu ialah Suku Tidung. Agama yang dianut penduduknya juga beraneka
ragam, yaitu: agama Islam, Kristen Protestan/Katolik, Budha, Tionghoa, dan
Hindu. Tetapi, mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam.
Dengan adanya perbedaan tersebut, masyarakat Pulau Bunyu saling menghargai
satu dengan yang lainnya. Masing-masing suku yang ada secara khas menampilkan
budayanya masing-masing. Sehingga masyarakat Pulau Bunyu terkenal memiliki rasa
kekelurgaan yang tinggi. Sebagian besar masyarakat Pulau Bunyu bekerja sebagai
Pegawai Swasta, PNS, petani kebun, dan nelayan.
Selain itu, Pulau Bunyu adalah pulau kecil yang memiliki kekayaan potensi
alam yang sangat besar. Hasil alam yang terdapat di Pulau Bunyu sangat
berpengaruh terhadap pembangunan daerah yang berada di Kabupaten Bulungan.
Hasil alam itu meliputi: Gas Alam, Minyak Bumi, serta Batu Bara. Hasil dari
pertambangan inilah yang memberikan devisa terbesar di Kabupaten Bulungan.
Kekayaan alam yang terdapat di Pulau Bunyu turut melatarbelakangi adanya
aktifitas ekplorasi potensi alam melalui kegiaatan pertambangan. Pertambangan
yang terkenal dari Pulau Bunyu adalah pertambangan Minyak dan Gas yang
digembleng oleh perusahan besar seperti PERTAMINA yang telah melakukan
aktivitas eksplorasi dan eksploitasi MIGAS di Pulau Bunyu sekitar lebih dari 40
tahun lamanya. Namun, seiring berjalannya waktu, ada dua perusahan batu bara yang masuk dan
membuka lahan pertambangan batu bara di Pulau Bunyu yaitu PT. ADANI GLOBAL dan
PT. GARDA TUJUH BUANA.
Masuknya beberapa perusahaan di Pulau Bunyu turut memengaruhi kondisi
sosial ekonomi masyarakat Bunyu. Dengan adanya pertambangan batu bara ini, 98 %
masyarakat Pulau Bunyu yang dahulu pengangguran sekarang telah memiliki
pekerjaan. Serta dengan gas alam yang melimpah, selain digunakan sebagai bahan
pertambangan MIGAS, gas alam Pulau Bunyu juga dimanfaatkan sebagai bahan utama
pembangkit listrik di pulau tersebut. Sehingga 100 % masyarakat Pulau Bunyu
dapat menggunakan aliran listrik tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
adanya hal itu, PLN Pulau Bunyu telah mendapatkan pengakuan yang tercatat dalam Museum Rekor Dunia
Indonesia dan menjadi pulau pertama yang mencatatkan sejarah penggunaan gas
alam yang menjadi bahan utama pembangkit
listrik daerah ini.
Gambar 3. Kantor PT. Pertamina
Bunyu
Gambar 4. Aktivitas Pertambangan di
Pulau Bunyu
Pulau Bunyu juga merupakan salah satu pulau yang pernah disinggahi Belanda
pada saat masa penjajahan dahulu. Di salah satu wilayah terdapat peninggalan
dari kolonial Belanda yang berupa rumah dan saat ini telah dimanfaatkan sebagai
tempat untuk belajar Bahasa Inggris dan Ilmu Teknologi bagi anak-anak yang
putus sekolah di Pulau Bunyu tersebut.
Pulau Bunyu juga dapat dijadikan objek wisata karena keindahan alam pesisir
pantainya. Terdapat beberapa pantai di pulau ini, diantaranya Pantai Nibung,
Pantai Sei-Kura, dan Pantai Serdang. Hal menarik lainnya ialah sering ditemukan
banyak telur penyu di kawasan pantai yang ada di Pulau Bunyu.
Gambar
5. Pantai Nibung Indah
good job zul
BalasHapussuatu hari boytrans akan sampai ke pulau Bunyu...
BalasHapusjeeee
BalasHapuskapan yaaa bisa ke pulau bunyu...
BalasHapus