Jumat, 30 Mei 2014

artikelku nih,, pestisida



MEMANFAATKAN KEKAYAAN ALAM SEKITAR DALAM UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN PADA TANAMAN
            Indonesia, adalah suatu negara yang memiliki berbagai macam kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Kekayaan alam itu tersebar di beberapa pulau dari sabang sampai merauke. Memiliki kekayaan alam, bukan berarti selalu menimbulkan dampak positif saja terhadap lingkungannya. Tetapi, terkadang kelimpahan itu membuat manusia rakus akan hasil materil yang akan dihasilkan dari pengolahan kekayaan alam tersebut. Bahkan ada yang rela melakukan hal yang kurang baik untuk memperolehnya.
            Namun, dibalik itu semua, perlu kita ketahui bahwa kekayaan alam di Nusantara tercinta ini, khususnya tumbuhan merupakan kekayaan alam yang sangat mudah mengalami kerusakan. Kerusakan itu baik karena perbuatan manusia ataupun karena lingkungannya.
            Nah, untuk mencegah hal itu ada beberapa hal yang perlu kita pahami mengenai manfaat alam yang ada di sekitar kita. Tentunya dalam konteks pembahasan kali ini, penulis akan memberikan pembahasan tentang bagaimana caranya memanfaatkan kekayaan alam disekitar dalam upaya pencegahan kerusakan pada tanaman ini yaitu dengan memanfaatkan pestisida alami dalam pemusnahan hama yang dapat merusak tanaman.
            Sebenarnya hal yang perlu kita ketahui adalah definisi dari pesisisda. Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

            Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa:
·         insektisida (serangga)
·         fungisida (fungi/jamur)
·         rodensida (hewan pengerat/Rodentia)
·         herbisida (gulma)
·         akarisida (tungau)
·         bakterisida (bakteri)
·         larvasida (larva)

            Dan yang perlu kita ketahui bahwa penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Oleh karena itu, adalah hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna lainnya.
            Adapun beberapa cara agar kita tidak melakukan kesalahan dalam proses pencegahan tersebut, diantaranya adalah:
·         Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.
·         Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.
·         Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
·         Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
·         Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
            Hal ini dimaksudkan agar kita memahami dan mengetahui tujuan dari penggunaan pestisida tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman saat penggunaannya.
            Seperti yang  kita ketahui, bahwa pestisida itu ada yang diolah secara instan dan ada pula yang pengolahannya secara alami. Yang dimana pestisida alami ini merupakan pestisida yang dapat kita olah dari ekstrak tumbuhan lainnya ataupun dari hama tumbuhan itu sendiri.
            Dapat kita ambil contoh serangga, terkadang beberapa tanaman sering dikerumuni oleh serangga yang dapat mengganggu proses fotosintesis yang sedang berlangsung pada tanaman tersebut. Tetapi, tahukah kita bahwa serangga tersebu dapat dijadikan pestisida alami untuk mengusir hama serangga itu sendiri.
             Inilah beberapa tahapan pembuatan pestisda alami yang menggunakan serangga sebagai bahan dasar pembuatannya.
·         Ambillah segenggam hama serangga yang makan tanaman.
·         Tumbuk dan aduk dalam seember kecil air. Biarkan selama 2 hari. Saring cairan tersebut dan semprotkan ke tanaman yang rusak.
·         Bekas-bekas tubuh serangga dapat dimasukkan di wadah dan diletakkan mengitari tanaman-tanaman.

            Hama yang sama seperti hama dalam semprotan itu akan menghindari cairan tersebut. Aroma tersebut akan terus menolak hama. Semprotan tersebut efektif untuk cacing, ulat bulu, keong, siput dan berbagai hama kecil, namun kurang efektif untuk belalang.
            Pestisida alami diatas merupakan salah satu contoh langkah efektif untuk melakukan pencegahan kerusakan tanaman tanpa menggunakan pestisida sintetis yang dapat merusak tanaman itu sendiri.
            Namun, perlu diketahui, selain pestisida aalami seperti contoh diatas, adapun pestisida nabati yang dimana pestisida nabati adalah ramuan alami pembasmi hama yang bahan-bahan aktifnya berasal dari alam seperti ekstrak tanaman tertentu yang sudah diketahui efek positifnya dalam membasmi hama tertentu. Pestisida nabati mulai diminati oleh petani, mengingat semakin tingginya harga pestisida kimiawi. Serta pestisida alami merupakan solusi terbaik untuk membasmi hama secara mudah dan murah. Selain karena harganya murah, pestisida alami juga aman bagi keselamatan lingkungan (ekosistem). Ramuan pestisida nabati bisa dibuat sendiri oleh petani dengan teknologi yang sangat sederhana. Sangat memungkinkan untuk dikerjakan secara perorangan, kelompok ataupun dalam skala usaha tertentu.
            Dalam mengolah pestisida nabati adapun beberapa teknik yang digunakan dalam pembuatannya yang dianataranhya adalah dengan teknik merendam, mengekstrak dan ataupun merebus bagian tertentu dari tanaman yang memiliki efek mengusir hama.
            Adapun kelebihan dan kelemahan serta prinsip kerja yang dihasilkan oleh pestisida nabati, yaitu diantaranya adalah:  
·         Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, sehingga memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.
·         Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga, relatif aman untuk digunakan.
·         Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman, sehingga, tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati jauh lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya.
·         Tidak menimbulkan resistensi (kekebalan) pada hama. Dalam artian pestisida nabati aman bagi keseimbangan ekosistem.
·         Hasil petanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari residu pestisida kimiawi.
            Jikalahu diatas merupakan kelebihan dari penggunaan pestisida nabati, berikut adalah kelemahan dari penggunaan pestisida nabati, yaitu:
·         Daya kerja pestisida nabati lebih lambat, tidak bisa terlihat dalam jangka waktu yang cepat.
·         Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan tetapi hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi tidak berminat mendekati tanaman budidaya.
·         Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
·         Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida nabati harus segera digunakan setelah proses produksi. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi petani untuk mendapatkan pestisida nabati instan ataupun untuk memproduksi pestisida nabati untuk tujuan komersil.
·         Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang-ulang. Hal ini dari sisi ekonomi tentu saja tidak efektif dan efisien.
            Dalam penggunaannya juga pestisida nabati memiliki prinsip kerja, yaitu:
·         Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati menjalankan prinsip kerja yang unik dan spesifik. Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan tampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit.
            Setelah mengetahui gambaran secara umum mengenai pestisida, adapun yang perlu kita ketahui yaitu, tumbuhan apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati ini dan bagian apa yang digunakan dari tumbuhan tersebut untuk dimanfaatkan menjadi pestisida nabati, serta apa kegunaannya.
            Sebelumnya kita juga perlu mengetahui tumbuhan apaa yang dapat digunakann sebagai bahan pestisida nabati atau yang tidak dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati, yaitu:
            Koleksi tumbuhan yang mengandung bahan bioaktif (refelen, atrraktan atau berdaya racun) telah dilakukan di Kalimantan Selatan dan Tengah. Hasil koleksi terdiri dari golongan rumput, teki dan berdaun lebar serta tanaman tahunan. Sebagian nama-nama tumbuhan yang dikoleksi belum diketahui bahasa umumnya (Bahasa Indonesia), sehingga masih menggunakan bahasa daerah setempat, terutama bahasa banjar dan dayak.
            Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di Kalimantan Selatan dan Tengah (sumber :Asikin et al. (2002) dalam M.Thamrin, S. Asikin, Mukhlis dan A.Budiman, POTENSI EKSTRAK FLORA LAHAN RAWA SEBAGAI PESTISIDA NABATI, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa)
No
Jenis tumbuhan
Bagian Tumbuhan
Keterangan/kegunaan
01
Pati ulat
Daun
Pengawet ikan
02
Kalang kala
Daun, biji
Obat kulit
03
Karatau
Daun
Obat disentri
04
Risi
Daun, bunga
Rasa gatal pada kulit
05
Timbarau
Daun
Obat kejang-kejang
06
Kayu mahar
Daun
Tidak terserang hama
07
Hambin
buah Seluruh bagian
Obat ginjal
08
Jalukap
Daun
Obat kulit
09
Sulur daging
Daun
Obat luka
10
Gagali
Daun, umbi
 Obat sakit perut
11
Cambai karuk
Daun
Obat sakit perut
12
Raja binalu
Seluruh bagian
Obat hipertensi
13
Dadap
Daun
 Obat infeksi
14
Tabat Barito
Daun
Bahan jamu (kebugaran)
15
Bangkal
Daun
Bahan kosmetik (bedak)
16
Sapang
Kulit batang
Obat hipertensi
17
Mamali habang
Daun
Obat penenang
18
Mamali putih
Daun
Obat penenang
19
Jambu hutan
Daun, akar
Obat ginjal
20
Sungkai
Daun
Bahan pengawet
21
Balangkasua putih
Daun
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
22
Balangkasua habang
Daun
Bahan kosmetik (perbersih kulit)
23
Kayu sapat
Daun
Obat sakit perut
24
Jalatang tulang
Daun
Berakibat gatal pada kulit
25
Kakantutan
Daun
Obat sakit perut
26
Tampurikak
Buah
Penyubur rambut
27
Tatasbihan habang
Daun
Bau menyengat
28
Sintuk
Daun
Kebugaran tubuh
29
Sambung nyawa
Daun
Obat penyakit dalam
30
Tatunjuk langit
Daun
Obat hipertensi
31
Sulitulang
Seluruh bagian
Obat sakit perut
32
Putat
Daun
Obat kulit (gatal)
33
Kujajing biji
Daun, buah
Obat kanker
34
Rengas
Daun
Berakibat gatal pada kulit
35
Simpur
Daun
Obat mata
36
Bawang nyaring
Daun
Obat perut
37
Sawangkak
Daun
Obat kanker
38
Bakung rawa
Daun, umbi
Obat tidur
39
Lakum
Daun
Obat kulit (gatal)
40
Jajangkit
Daun, batang
Obat kulit (gatal)
41
Patah kajang
Daun
Obat nyamuk
42
Kujajing laki
Daun, buah
Obat kanker
43
Pinang habang
Akar
Obat ginjal
44
Papulut
Daun
Obat batuk
45
Rumbia habang
Daun
Obat sakit perut
46
Kambat
Daun
Bau menyengat
47
Kayu rahwana
Seluruh bagian
Bahan jamu (kebugaran)
48
Cawat hanoman
Akar
Bahan jamu (kebugaran)
49
Kayu rawali
Kulit batang
Bau wangi
50
Daun kancing
Daun
Obat sakit gigi
51
Andarasung
Daun
Penyubur rambut
52
Keladi rawa D
aun, umbi
Berakibat gatal pada kulit
53
Bakung hias
Daun, umbi
Bau menyengat
54
Binjai
Kulit batang
Berakibat gatal pada kulit
55
Kasumbawati
Daun
Obat hipertensi
56
Akar kuning
Akar
Obat hipatetis
57
Dadangkak
Daun
Berakibat gatal pada kulit
58
Kakamalan
Daun
Bau menyengat
59
Tatintahan
Akar
Obat sakit pinggang
60
Kayu halaban
Akar
Obat ginjal
61
Kayu ilatung
Daun, kulit batang
Bau menyengat
62
Mundar
Daun, kulit batang
Berakibat iritasi pada kulit
63
Pohon mercon
Daun, bunga
Pengusir nyamuk
64
Kemuning
Daun, bunga
Bau wangi
65
Bangkinang
Daun, akar, buah
Rasa sepat
66
Kuranji
Daun, akar, buah
Rasa sangat kecut
67
Sangkuang
Semua bagian
Rasa sangat kecut
68
Bambu kuning
Rebung
Obat kanker
69
Hambawang
Getah
Berakibat iritasi pada kulit
70
Kambang tatawa
Bonggol
Obat kanker payudara
71
Bagang
Umbi
Berakibat gatal pada kulit
72
Panggang
Daun
Tidak diserang hama
73
Ciplokan
Buah dan daun
Obat hipertensi
74
Simakau
Daun Bahan
kosmetik (bedak)
75
Mata-mata
Buah
Kebugaran wanita
76
Pinang sindawar
Akar
Obat ginjal
77
Usar
Akar dan daun
Bahan pewangi
78
Timbaran
Kulit
Bahan pewarna
79
Tawar
Daun
Pengusir Wereng hijau
80
Gulinggang
Daun
Obat kulit
81
Kacang parang
Biji
Digunakan sebagai Insektisida
82
Kembang pukul 4
Daun
Digunakan sebagai Insektisida
83
Jalatang nyiru
Daun
Berakibat gatal pada kulit
84
Kalalayu
Daun
Tidak terserang hama
85
Kapayang
Seluruh tanaman
Digunakan sebagai Insektisida
86
Jingah
Daun
Berakibat gatal pada kulit
87
Galam
Daun
Bau menyengat
88
Lukut
Daun
Tidak terserang hama
89
Lua
Daun
Tidak terserang hama
90
Kuringkit
Daun
Bahan kosmetik (bedak)
91
Kumandrah
Daun/Buah
Obat sakit perut
92
Maya
Seluruh tanaman
Berakibat gatal pada kulit
93
Sapang
Kulit dan daun
Obat hipertensi
94
Rumput minjangan
Daun
Obat luka
95
Gambir
Kulit/daun
Pengusir nyamuk
96
Sirsak
Daun
Digunakan sebagai Insektisida
97
Maritam
Kulit
Digunakan sbg Rodentisida
98
Pepaya hutan
Daun
Digunakan sbg Insektisida
99
Suli bulan
Daun
Obat penyakit dalam
100
Kacubung
Daun
Obat penyakit dalam
101
Sarigading
Daun
Bahan jamu (kebugaran)
102
Karamunting jawa
Daun
Obat kulit
103
Purun tikus
Seluruh bagian
Attraktan bagi penggerek batang
104
Prupuk
Seluruh bagian
Attraktan bagi penggerek batang
105
Bundung
Seluruh bagian
Attraktan bagi penggerek batang
106
Jambu biji
Daun
Obat diare
107
Lengkuas
Rimpang
Bahan jamu
108
Lada
Daun
Bahan rempah
109
Kalanpan
Buah
Tidak terserang hama
110
Bawang nyaring kuning
Daun
Obat penyakit dalam
111
Kalabuau
Daun
Berakibat iritasi kulit
112
Gadung
Umbi
Digunakan sbg Insektisida
113
Tuba
Akar
Digunakan sbg Insektisida
114
Kacang parang habang
Buah
Digunakan sbg Insektisida
115
Kapuk
Batang
Digunakan sbg Rodentisida
116
Kelapa
Air
Digunakan sbg Insektisida
117
Jeruk Bali
Kulit
Digunakan sbg Insektisida
118
Langgundi
Daun
Pengusir nyamuk
119
Jengkol
Daun
Digunakan sbg rodentisida
120
Kedondong
Daun
Tidak diserang hama
121
Sungkai
Daun
Bahan permentasi
122
Mengkudu
Daun
Obat hipertensi



            Kemudian terdapat pula beberapa contoh pestisida alami/nabati yang dapat kita manfaatkan dalam pencegahan kerusakaan pada tanaman, sebagai berikut:

SEMPROTAN NIMBA
Tanaman ini dapat dipakai untuk semprotan insektisida alami yang aman dan efektif. Nimba dapat dipakai pada hampir semua serangga, termasuk nyamuk. Terkadang memerlukan waktu beberapa minggu untuk menunggu efeknya karena untuk beberapa jenis serangga, nimba bekerja dengan memutus daur perkembangbiakan serangga tersebut. Nimba merupakan salah satu tanaman terbaik untuk digunakan karena aman bagi manusia dan tidak menimbulkan banyak masalah bagi serangga yang menguntungkan, khususnya predator hama. Dalam kondisi tertentu bahkan bisa meningkatkan produksi ulat yang berguna! Keong/siput, nematode, lebah penyengat, ulat, ngengat, penggerek daun, lalat, nyamuk, dan belalang adalah beberapa jenis serangga yang dapat dikendalikan dengan nimba.
                                                                   
Cara menggunakan nimba:
1. Tumbuklah biji nimba dan masukkan ke dalam kantong kain. Masukkan kantong kain ini dalam ember atau drum berisi air selama semalam. Gunakan 500 gr biji nimba untuk tiap 10 liter air. Gunakan sebagai semprotan pada serangga hama dan tanaman yang terserang. Biji nimba ini lebih efektif daripada daunnya.
2. Ambillah segenggam besar daun nimba segar, lumatkan, dan masukkan ke dalam seember air. Biarkan selama 2 hari, kemudian buanglah daunnya dan gunakan sebagai semprotan.
3. Keringkan segenggam penuh daun nimba, tumbuk, dan masukkan ke dalam air. Biarkan selama 2 hari, saring dan gunakan sebagai semprotan.
4. Semprotan nimba ini juga dapat dibuat dengan merendam biji nimba yang telah dihancurkan dalam alkohol, atau membuat minyak dari biji nimba dengan menggunakan suatu alat pengepres minyak. Metode ini lebih mahal namun dapat menghasilkan produk yang lebih kuat.

SEMPROTAN BAWANG PUTIH DAN CABE
Campur 3 biji bawang putih yang sudah dikupas dengan segenggam lombok dan rebuslah dalam sepanci air. Tambahkan ¼ balok sabun, aduk rata kemudian biarkan selama sehari. Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan. Bawang putih merupakan sebuah insektisida, fungisida dan penolak hama. Lombok juga merupakan sebuah insektisida dan penolak hama. Sabun akan membantu semprotan untuk melekat pada tanaman dan serangga. Gunakan larutan ini untuk aphid, cacing, ulat bulu, dan ngengat.

SEMPROTAN DAUN PEPAYA
Kumpulkan 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar), lumatkan, dan campurkan ke dalam 1 liter air, lalu biarkan selama 1 jam. Saring dan tambahkan 4 liter air lagi dan 1 sendok besar sabun. Semprotkan pada hama serangga. Semprotan pepaya ini dapat digunakan untuk aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu. Untuk rayap, tumbuk buah papaya muda dan kumpulkan jus/ sarinya. Semprotkan langsung ke rayap-rayap dan kayu-kayu yang rusak.

SEMPROTAN SARI/JUS JAHE
Parut segenggam penuh jahe dan masukkan ke dalam seember air. Biarkan selama sehari, lalu semprotkan ke tanaman yang rusak untuk mengontrol larva ulat dan ulat bulu.

SEMPROTAN DAUN TALAS
Daun-daun talas mengandung asam lisollic. Bila serangga memakannya, ibarat manusia merasa makan pecahan gelas! Cara meraciknya, tumbuk 10 lembar daun talas dan masukan dalam 3 liter air (½ ember), aduk dengan baik. Percikkan ke tanaman dengan menggunakan sapu lidi. Pastikan masing-masing tanaman terciprat larutan ini untuk perlindungan yang baik terhadap serangga.



SEMPROTAN DAUN TOMAT
Daun tomat merupakan insektisida alami dan fungisida ringan, dapat digunakan untuk aphid, semut, cacing, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, nematoda, lalat putih, jamur dan bakteri pembusuk.
Cara membuatnya, masaklah 1 kg daun tomat dalam 2 liter air selama 30 menit, tambahkan lagi potongan 2 genggam daun, batang dan buahnya, dan 2 liter air. Aduk bahan-bahan tersebut, lalu biarkan selama
6 jam (½ hari). Saring dan tambahkan ¼ batang sabun. Semprotkan larutan ini setiap 2 hari bila jumlah serangga, khususnya ngengat, cukup banyak.
            Yah, jadi inilah beberapa hal yang dapat kita ketahui dari pestisida alami, yang diamana pestisida alami ini juga selain pembasmi hama pada tanaman juga beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Dari pengetahuan ini juga kita dapat belajar bahwa apa yang telah diciptakan di dunia ini, pasti memiliki manfaat yang saling berhubungan antara sesame makhluk hidup.
            Semoga apa yang telah disampaikan, dapat menjadi bahan referemsi bagi pembaca dalam praktikum nyata yang akan dijalankan. Semoga apa yang telah penulis tuangkan dalam artikel ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi pembaca.